Paker UMRAH JAKARTA



Saudaraku….   
calon tamu Allah  di JAKARTA dan sekitarnya

Bila kerinduan akan BAITULLAH tak lagi terbendung, dan lantunan TALBIYAH terus terngiang di telinga kita, Maka bersegeralah tinggalkan segala kesibukan yang ada , dan berlarilah untuk menggapainya. Namun, bila engkau tak sanggup berlari, maka berjalanlah. Bila tak sanggup juga, maka merangkaklah. Jangan hanya diam. Karena jarak itu tak akan mengecil kecuali engkau melangkah mendekatinya. Yakinlah.........., Allah akan membantu kesungguhan kita.
                
Saudaraku … Kerinduan untuk mengunjungi Baitullah adalah suatu hidayah yang wajib kita jaga. Panggilan Allah untuk Umrah & Haji selalu terdengar merdu bagi Hamba-Nya yang benar benar rindu dan bersungguh-sungguh meniatkan Ibadah Umrah & Haji sebagai salah satu tujuan hidupnya. Sehingga akan memotivasi kita dalam mencari rizki sebagai perwujudan ibadah.
 
Tidak sedikit orang yang mampu secara financial namun merasa belum siap dan banyak pula yang berdalih belum terpanggil untuk menunaikan ibadah Umrah & Haji. Sesungguhnya bukan perkara hidayah itu belum ada, bukan pula perkara kita belum mampu secara financial.
Allah itu Maha Kaya dan Ia akan selalu menunjukkan keajaiban bagi hambaNya yang percaya. Maka Istiqomahlah dalam berdoa, berniatlah dengan penuh keyakinan dan ikhtiarlah dengan penuh kesungguhan.

Saudaraku … Jangankan yang belum pernah ke Masjidil Haram, yang sudah ke Masjidil Haram saja kangennya bukan maen.
Bisa melihat Ka’bah yang selama ini jadi kiblat “yang tidak kelihatan”, sekarang tiba-tiba bisa melihat langsung dengan telanjang mata. Yang tidak diizinkan Allah pun bisa memegang, menyentuh, meraba, kiswah Ka’bah.
Bagi yang sudah pernah ke sana, subhaanallaah, mungkin ingat pertama kali momen mulai melihat menara masjidil haram dari kejauhan, saat memasuki kota Makkah yang
Bermandikan cahaya !

Sebagian besar jamaah umrah, memasuki Kota Suci Makkah, biasanya malam hari, dini hari, atau menjelang shubuh.

“Bapak Ibu, Dhuyuufurrohmaan, lihat, Masjidil Haram sudah kelihatan…”, begitu kata muthowwif, pembimbing, di bus.

Sebagian jamaah yang tertidur, langsung melek. Sebagiannya berdiri, kemudian bertasbih, bertalbiyah, bershalawat, dan sebagian besarnya akan menangis.

Gak … nyangka, kita sudah nyampe Mekkah. 
Nyampe juga bakalannya ke Masjidil Haram.
Sejurus kemudian, dalam keadaan berpakaian ihram, pintu Masjidil Haram sudah di depan mata. Warna keramik, lalu lalangnya jamaah umrah, karpet masjidil haram, ornamen-ornamennya, masih bisa kita ingat dengan jelas.

Dan kemudian setelah memasuki Masjidil Haram, kita melewati deretan galon air zam-zam. Subhaanallaah… Di tengah Masjidil Haram, Ka’bah berdiri dengan sejuta pesonanya. Kiswah hitam menyelubungi Ka’bah. Berdegup jantung memandangnya. Terdengar kemudian muthowwif mengucapkan doa ketika melihat Ka’bah, yang bagian sebagian orang doa itu makin membuat air mata tambah berlinang.
Buat jamaah yang belum pernah melihat Ka’bah, masuk kota Suci Makkah, maasyaa Allah, baca atau dengar cerita seperti ini, ikut merinding. Ikut netesin air mata.
Kangeeeeeeen pengen ke sana.


Labbaikallaahumma labbaik…
Labbaikka laa syariika laka labbaik…
Innalhamda, wanni’mata laka wal mulk. 
La a syariika lak.

Lautan manusia mengucapkan kalimat talbiyah ini.
 
Allahu akbar!

Saya doain semoga Saudara semua bisa ikut tawaf. Merasakan berdoa di Multazam.
Bisa menyentuh dan mencium hajar aswad. Bisa berdoa di deket Maqom Ibrohim, dan di tempat-tempat mustajabah.
Perbanyaklah berdoa, bersedekah, dan mintalah sama Allah dimudahkan bisa ke sana, apalagi bisa berhaji, menyempurnakan Rukun Islam kelima, bukan hanya untuk umrah.
Yang sudah pernah ke sana, saya doakan bisa ke sana, khususnya di waktu-waktu Ramadhan.
Bisa tarawih, tahajjud, witir, di Masjidil Haram! Subhaanallaah.


Saudaraku….  
calon tamu Allah  di JAKARTA dan sekitarnya

Sungguh sangat merugi… Orang Yang tidak menyegerakan Umrah & Haji

Oleh karena itu MARI BERSEGERA MELAKSANAKAN IBADAH UMRAH & HAJI

Saudaraku…….  Marilah kita mengkaji Beberapa Hadist Rasulullah saw  tentang keutamaan sholat di dua masjid beliau sebelum mengarah pada  ibadah  Umrah Dan Haji :

Rasulullah SAW bersabda, “Satu kali shalat di masjidku lebih utama daripada seribu kali shalat di tempat lain, selain Masjidil Haram. Sedangkan satu kali shalat di Masjidil Haram itu lebih utama daripada seratus ribu kali shalat di tempat lain.” (HR. Ibnu Majah: 1/450).

Ibnu Majah mengatakan bahwa nash (teks) inilah yang kini diyakini validitas dan kesahihannya oleh para ulama, dan tidak ada kontradiksi antara hadis ini dengan hadis sebelumnya.

dalam riwayat lain:
Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.(HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1173.)

Berdasarkan kedua hadist Rasulullah tsb. Kita dapat mengambil beberapa penafsiran yang akan memotivasi kita dalam memaksimalkan  seluruh potensi dan kesempatan yang Allah swt  berikan :
  1. Umur ( kesempatan umur yang Allah swt  berikan sudahkan kita maksimalkan dalam rangka mencapai ridhonya )
  2. Harta ( berupa rizki yang Allah swt  Karuniakan, sudahkah kita sisihkan untuk kepentingan perjuangan di jalan Allah ( Fi Sabilillah ) termasuk di dalam nya untuk berkunjung ke Baitullah.
  3. Kesehatan ( Nikmat kesehatan  sebelum datang masa sakit, sebagaimana kita tahu bahwa ibadah Haji & Umrah adalah ibadah yang membutuhkan fisik yang prima )
Sehingga sangatlah merugi bila tiga kesempatan besar yang Allah swt berikan kepada kita saat ini tidak kita manfaatkan sebaik2nya untuk bisa berkunjung ke Baitullah.
Dari sisi perhitungan Matematis, marilah kita sama berhitung :

Sholat berjamaah 1 tahun dimasjid selain Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
Sholat 5 waktu dalam satu tahun : 5 waktu X 365 hari X 27 derajat =  49,275 derajat
Sholat berjamaah di Masjid Nabawi ( 2 hari )
Sholat 5 waktu dalam 2 hari : 5 waktu X 2 hari X 27 derajat X 1000  =  270,000 derajat
Sholat berjamaah di Masjidil Haram ( 5 hari )
Sholat 5 waktu dalam 5 hari : 5 waktu X 5 hari X 27 derajat X 100,000  =  67,500.000 derajat

Kalkulasi matematis dunia diatas bisa kita peroleh bila dalam pelaksanaannya mengacu pada parameter keihlasan dan mengikuti tuntunan Rasulullah.
Bila umur kita misalkan  63 tahun dikurangi saat  memasuki usia baligh 15 th, maka praktis usia total yang bisa kita kalkulasi adalah 48 tahun.
Bila selama itu kita senantiasa menjaga sholat berjamaah di masjid diluar, maka nilai yang kita peroleh :
48 th X 49,275 derajat =  2,365,200 derajat maximal.

Dengan melakukan 9 hari perjalanan umrah : ( 2 hari perjalanan, 2 hari di Masjid Nabawi dan 5 hari di Masjidil Haram )
Total kalkulasi :
( Masjid Nabawi ) : 5 waktu X 2 hari X 27 derajat  X 1000      =      270,000  derajat
( Masjidil Haram ): 5 waktu X 5 hari X 27 derajat  X 100,000 =  67,500.000 derajat
Total dalam 9 hari perjalanan umroh  :                                         67,770,000 derajat
Atau setara dengan 1,375 tahun beribadah, belum lagi kalau kita tambah dengan ibadah sunnah yang lain.    

Subhanallah . . . begitu besarnya nilai yang kita dapatkan.
wallahu a’lamu bishowab

Nah saudaraku……..Mari kita berupaya sekuat tenaga untuk menggapai keutamaan ini selagi umur, rizki dan kesehatan masih Allah swt berikan.

MARI BERSEGERA MELAKSANAKAN IBADAH UMRAH DAN HAJI

Mau UMRAH ?……………………… 
Daftarkan segera diri, keluarga dan jamaah anda, 
kami siap membantu, agar impian anda pergi Umrah & Haji menjadi nyata.

SALAM  BAITULLAH

By. Admin Umrahibunda.com

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar